Gunung Prau, terletak di Kabupaten
Wonosobo, Jawa Tengah, adalah salah satu destinasi pendakian populer di
Indonesia. Gunung ini memiliki ketinggian sekitar 2.565 meter di atas permukaan
laut dan terletak di kawasan Taman Nasional Dieng Plateau. Gunung Prau terkenal dengan keindahan
pemandangan alamnya yang menakjubkan. Salah satu daya tarik utamanya adalah
puncak yang terbuka dan luas, memberikan pandangan yang spektakuler ke berbagai
arah. Dari puncak Gunung Prau, pendaki dapat melihat pemandangan lembah hijau,
hamparan perkebunan, dan gunung-gunung lainnya yang tersebar di sekitarnya. Rute pendakian ke Gunung Prau umumnya
dimulai dari desa Dieng atau desa Selo. Pendakian ini menawarkan pengalaman
yang beragam, mulai dari jalur yang melintasi hutan lebat hingga medan yang
terbuka dan berbatu. Perjalanan pendakian biasanya memakan waktu sekitar 3-4
jam, tergantung pada kecepatan dan kondisi fisik pendaki.
Selama pendakian, pendaki akan melintasi
hutan yang rindang dengan pepohonan yang tinggi. Suasana sejuk dan segar akan
menyapa pendaki di sepanjang perjalanan. Terdapat juga beberapa air terjun
indah yang dapat ditemui di sekitar jalur pendakian, menambah daya tarik alami
Gunung Prau. Saat mendekati puncak,
jalur pendakian akan semakin curam dan berbatu. Namun, pemandangan yang
menakjubkan yang menanti di puncak akan membuat semua usaha terbayar lunas.
Puncak Gunung Prau yang terbuka dan luas memberikan sensasi tak terlupakan
ketika matahari terbit atau terbenam. Warna-warna langit yang indah dan kabut
tipis yang menyelimuti lembah akan menciptakan panorama yang memukau.
Persiapan Pendakian
Persiapan yang matang sebelum mendaki
Gunung Prau sangat penting untuk memastikan keberhasilan dan keselamatan selama
perjalanan. Beberapa poin yang perlu di perhatikan sebelum memulai pendakian ke
gunung manapun
a.
Peralatan
pendakian
b.
Persiapan
fisik
c.
Kondisi
medis
d.
Pengetahuan
tentang rute dan cuaca
e.
Informasi
tentang izin dan regulasi
f.
Pengetahuan
tentang lingkungan alam
g.
Komunikasi
dan keamanan
h.
Menggunakan
jasa pemandu
Dengan menguraikan persiapan-persiapan
ini, Siapapun akan memiliki
pemahaman yang lebih baik tentang apa yang diperlukan untuk mendaki Gunung Prau
dengan aman dan sukses. Hal ini akan membantu mereka dalam merencanakan dan
mempersiapkan diri dengan baik sebelum memulai petualangan mendaki gunung.
Jalur Track via patak banteng
PINTU GERBANG KAWASAN WISATA DIENG-PLATEAU
Pendaki dari arah utara, timur dan selatan yang datang dari kawasan Wonosobo akan menikmati keindahan Pegunungan Dieng, Di sebelah pintu gerbang kawasan wisata, dihiasi pegunungan di kanan dan kirinya. Dan Pegunungan Dieng dan Gunung Sindoro yang erotis di sebelah kanan. Pada hari yang cerah, Gunung Sindoro terlihat jelas. Di tengah sejuknya udara yang diselimuti persawahan, pendaki bisa beristirahat dan menikmati pemandangan karena jaraknya yang jauh. Dari jalan base camp, Anda masih bisa menemukan jalan base camp untuk mendaki Gunung Sindoro.
BASE CAMP PATAK BANENG
Pendaki yang tiba di base camp harus mendaftarkan izin pendakian dan menyiapkan perlengkapannya di gunung. Biasanya pendaki tidak langsung menuju puncak, melainkan istirahat sejenak untuk mengisi bahan bakar, karena banyak tenaga yang terkuras sebelum sampai di starting camp. Perizinan di Gunung Prau tidak serumit di gunung lainnya. Dengan membayar tunai dan membeli tiket, pendaki bisa langsung menuju puncak. Persyaratan khusus ada di pos-pos dasar. Persyaratan khusus ini termasuk pembatasan perjalanan dan pada waktu puncak. Pendaki yang membawa kendaraan pribadi dapat dititipkan di base camp dan membayar biaya parkir.
BASECAMP – POS I
Dari basecamp pendaki menuju desa yang
jalan menuju puncaknya melewati desa warga Patak Banteng dan terdapat penunjuk
arah yang jelas menuju puncak. Di luar desa pendaki mendatangi sawah warga dari
jarak sekitar 500 meter hingga satu kilometer. Sawah-sawah ini sangat indah dan
memiliki pematang yang sangat rapi dan hijau. Pendaki berjalan di jalan berbatu
selama kurang lebih 15 menit untuk mencapai I. Pos I berbentuk seperti sawah
kecil, biasanya ada penjual siomay disana yang mencari uang dari para pendaki.
Pendaki dapat beristirahat dan mengisi tenaga di tiang ini atau melanjutkan
perjalanan. Karena jalur dari base camp tidak terlalu menanjak, maka pendaki
bisa langsung melanjutkan perjalanan. Dari tiang ini, pendaki hanya melihat
hamparan sawah yang indah dan puncak Gunung Sindoro yang terlihat kecil. Jika
ingin berfoto mungkin kurang pas karena tanahnya tertutup bebatuan, sawah dan
desa. Namun, jika Anda ingin menunggu pendaki lain, mungkin pos ini adalah
tempatnya. Dengan jumlah pendaki yang banyak, banyak ojek di titik ini untuk
menjemput pendaki yang turun.
Untuk melanjutkan dari Pos I ke Pos II, pendaki belok kiri melewati pematang sawah, menghadap sawah di kanan dan hutan di depannya. Pos I - Pos II kira-kira 15-30 menit, jalan tidak terlalu menanjak dan berupa undakan yang belum diaspal. Sebelum Pos II, pendaki akan menjumpai warung kecil di kiri jalan. Warung ini buka saat pendakian sedang ramai. Pos II sudah terlihat sekitar 20 meter dari toko. Setelah II ada lapangan kecil, cukup untuk mendirikan dua tenda. Di titik ini, pendaki juga memasuki hutan pegunungan Prau. Hutan lebat didominasi oleh pohon cemara dan pinus. Pendaki biasanya melanjutkan perjalanan di tiang ini tanpa istirahat karena tenaga yang tersisa masih cukup dan tidak terlalu curam dari awal hingga akhir.
POS II – POS III
Dari Pos II Pos Pilar III perjalanan dimulai sedikit menanjak dan dari sini perjalanan juga lebih sulit karena jalannya sedikit terjal dan menanjak. Pendaki disarankan untuk berhati-hati. Saat musim hujan jalanan sangat licin. Pendaki akan sedikit bosan dalam perjalanan menuju Pos III, dasarnya jauh dan jalannya menanjak, meski hanya ada pemandangan hutan di kiri-kanan. Sekitar 30-40 menit menuju pos III, dan itu sangat melelahkan. Selama perjalanan tidak disarankan bagi pendaki untuk berfoto, karena cukup sulit untuk tidak menahan jalan. Jalur ini terbuat dari tanah merah dengan bebatuan khas perbukitan. Setibanya di Pos III, pendaki dapat beristirahat sejenak untuk mengisi tenaga dan melanjutkan perjalanan. Namun, cobalah untuk beristirahat setidaknya 10-15 menit karena masih setengah jalan menuju puncak. Pos III adalah area kecil di sisi kanan yang cocok untuk dua tenda. Tiang ini juga hanya berupa hutan, kecuali perbukitan dan hutan yang tidak ada pemandangannya. Jadi saat pendaki bosan, ada baiknya jangan terlalu lama berada di Pos III. Rekomendasi untuk istirahat sejenak dan memulihkan tenaga.
POS III – BUKIT TELETUBIS
Meski para pendaki sudah kehabisan tenaga, mereka masih menemukan jalur terjal. Dari Pos III menuju Bukit Teletubis, jalurnya menjadi terjal dan menanjak. Pendaki harus berhati-hati karena tidak ada pagar di sekitar jalur. Perjalanan dari Pilar III ke bukit memakan waktu sekitar 30 menit di jalan yang curam, kemudian sekitar 15 menit di jalan ke atas. Dalam perjalanan ke atas, pendaki menemui tikungan yang mengarah ke atas gunung. Dari tikungan ini, pendaki dapat melihat pemandangan Gunung Sindoro dan desa Dieng yang indah. Sangat menyenangkan saat cuaca cerah. Namun pendaki harus berhati-hati. Pendakian ke bukit Teletubis memang sangat melelahkan dan membutuhkan banyak tenaga, namun kebahagiaan dimulai dari pendakian ini. Di depan bukit, para pendaki melewati jalan setapak yang landai, pertanda para pendaki akan segera tiba. Di sepanjang jalur ini, pendaki disuguhi bunga aster yang berjajar rapi dan indah. Bunga daisy ini tumbuh di tempat yang sejuk. Jika di pegunungan lain edelweis adalah raja di kawasan pegunungan, di Gunung Prau bunga aster adalah ratunya! Aster, atau aster, milik keluarga Asteraceae (bunga matahari), kelompok tumbuhan berbunga terbesar. Pagi harinya pendaki akan dihibur dengan indahnya matahari terbit Gunung Prau dimana pendaki sangat menunggu momen ini untuk menikmati keindahan alam momen tersebut dan berfoto untuk mengabadikan momen tersebut. Menurut beberapa media, sunrise di Gunung Prau merupakan salah satu sunrise terindah yang ada di Dataran Tinggi Dieng. Maka tidak heran jika wilayah bukit Teletubis begitu ramai dan ramai sehingga tidak ada lagi lahan yang tersisa untuk mendirikan tenda saat berlibur. Untuk menikmati indahnya matahari terbit Gunung Prau, pendaki bisa bangun pagi dan langsung menuju ke arah timur bukit. Selain itu di bukit ini Gunung Sindoro dan Sumbing terlihat sangat mesra, dan di sisi kanan terlihat Gunung Merapi dan Merbabu serta Gunung Lawu yang terlihat sangat kecil. Kebanyakan pendaki lebih sering mengabadikan kehangatan pegunungan ini daripada matahari terbit.
BUKIT TELETUBIS – PUNCAK
Tidak jauh dari bukit, puncak terlihat.
Berjalanlah ke arah kiri, menaiki bukit, disitu terdapat puncak gunung prau.
Ditandai dengan plat kecil bertuliskan “Puncak 2565”
Komentar
Posting Komentar